Kamis, 26 April 2012

Seleksi Bibit Gurami

Salah satu kegiatan harian pada Segmen Pendederan adalah Seleksi/Penyortiran/Pengelompokan sesuai ukuran ("Sortir" atau "Surtil", bahasa yang umum digunakan oleh masyarakat pembudidaya ikan air tawar), Dengan seleksi sesuai ukuran tersebut perkembangan dan pertumbuhan bibit/benih gurami akan lebih seragam. Kegiatan ini dilakukan setiap 10 hari terhadap kolam yang sama, artinya jika ada 10 kolam, setiap hari ada kolam yang harus diseleksi. Padahal kegiatan pada budidaya bibit/benih gurami tidak hanya pada kegiatan seleksi saja. 


Setiap kolam ukuran 4 x 6 m2 biasanya terisi 10-20 ribu ekor bibit/benih gurami, seleksi bibit gurami dibagi ke dalam dua ukuran. Bagi pembudidaya yang sudah terbiasa, pengelompokan terhadap 10-20 ribu ekor dapat dilakukan dalam waktu 1-1,5 jam. Kegiatan pengelompokan sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat matahari masih rendah, dan diupayakan selesai sebelum pukul 10 pagi, sehingga temperatur air belum terlalu tinggi saat bibit/benih gurami dikembalikan ke kolam, dan masih ada waktu untuk pemberian pakan, pemeliharaan kolam, penggantian air, siphon kolam (membersihkan dasar kolam), dan masih banyak pekerjaan lainnya.


Setelah seleksi, dilakukan penghitungan pada masing-masing kelompok. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui berapa besar kehilangan selama pemeliharaan (sekitar 10 hari). Kehilangan dapat diakibatkan oleh kematian, dimangsa oleh burung, kelelawar, larva capung, dll. 


Saat yang paling menggembirakan pembudidaya adalah, setiap kali melakukan seleksi bibit/benih gurami karena ada pesanan pembelian, dan ini sangat sering terjadi. 

Seleksi Telur dan Larva Gurami

Seleksi yang pertama kali dilakukan oleh pembudidaya bibit gurami adalah, membuang/menyingkirkan telur mati dari larva  yang sudah mulai bergerak, sehingga pertumbuhan larva tidak terganggu oleh penyakit akibat pembusukan telur yang mati/tidak menetas, juga membuang lapisan minyak dari penetasan telur-telur manjadi larva di permukaan air.


Alat yang digunakan pada kegiatan seleksi ini antara lain, a. Baskom Besar sebagai penampung telur dan larva, b. Baskom Kecil, sebagai penampung saat pemisahan dan c. Mangkuk Plastik, sebagai alat pemisah dan penghitung.
Pak Pardi sedang sortir larva gurami - foto "Cinta Gurami"
Selain memisahkan telur mati, kegiatan ini dimanfaatkan oleh pembudidaya untuk menghitung jumlah larva yang hidup sebelum ditebar di kolam, untuk kemudian dibandingkan dengan penghitungan pada seleksi selanjutnya biasanya setelah 10-20 hari kemudian. Itupun jika larva belum dipesan oleh pembudidaya lain.



Bibit Gurami



Rabu, 25 April 2012

Telur dan Larva Gurami

Telur gurami yang sehat berwarna kuning agak transparan, sedangkan telur yang gagal dibuahi berwarna kuning kusam atau cenderung putih. Penetasan telur dilakukan dengan menempatkan telur pada baskom tanah (Paso) atau baskom plastik, umumnya baskom plastik berwarna hitam yang banyak dijual di pasar/toko kelontong berdiameter 60-70cm, cuci bersih baskom dan jemur dibawah terik matahari Setelah itu isi dengan air bersih secukupnya (sekitar setengah tinggi baskom), lalu tempatkan telur gurami kedalam baskom dengan hati-hati. Telur biasanya menetes antara 24-48jam (1-2 hari), tetapi ada pula yang menetas pada 4-5 hari kemudian. Larva (telur yang baru menetas) belum membutuhkan makan, karena masih ada bekal kuning telur yang menempel pada tubuh larva (lihat foto berikut). Bentuk larva mirip kecebong (anak katak) dengan ukuran yang lebih kecil dan berwarna kuning.


Baskom dengan diameter 60-70 cm dapat menampung telur atau larva sebanyak 10,000 butir/ekor, setelah 7-8 hari, larva sudah menjadi ikan gurami dengan ukuran yang sangat kecil (panjang sekitar 1 cm), sehingga sudah membutuhkan makan. oleh karena itu perlu dipindahkan ke kolam pendederan. Pada kolam pendederan yang menggunakan air sungai, irigasi atau sawah, biasanya mengandung plankton berupa kutu air (Daphnia). Ada baiknya disiapkan pula cacing sutera (tubifex). Bagi pembudidaya yang tidak bisa mendapatkan kedua pakan alam tadi, dapat menggunakan Artemia


Setelah 7-8 hari, sebagian besar larva sudah berbentuk ikan yang sangat kecil dengan ukuran kepala tampak besar tidak seimbang dengan bentuk tubuh yang tipis dan kecil, sudah dapat dipindahkan pada kolam pendederan. Lakukan sortir terutama membuang telur yang gagal menetas agar tidak ikut dimasukkan ke dalam kolam. Lakukan juga penghitungan agar dapat dikaji seberapa besar kegagalan penetasan, untuk dijadikan patokan dalam peningkatkan produksi. Pada kolam pendederan, ikan gurami kecil sudah harus diberi pakan berupa, kutu air, artemia, juga cacing sutera.  
Selain sebagai acuan dalam pengembangan budidaya pembibitan, penghitungan tentu diperlukan jika bibit sudah dipesan, karena pada fase ini sudah ada pasar dan pembelinya, sehingga memudahkan pembudidaya dalam memutuskan untuk menjual atau meneruskan pemeliharaan hingga ukuran bibit gurami menjadi lebih besar.  

Kolam Terpal

Pendederan gurami dapat dilakukan pada kolam tanah, semen, terpal, atau plastik berikut adalah beberapa foto kolam terpal, yang digunakan untuk pendederan bibit gurami, dari telur (usia 1-3 hr) hingga ukuran kuku jempol (usia sekitar 60-90 hari).


Di toko-toko yang mengkhususkan menjual plastik atau alat-alat perikanan (air tawar) biasanya dijual terpal plastik dengan lebar 4 meter, terdiri atas dua sisi masing-masing berwarna biru dan jingga (orange), atau biru dan metalik. Menurut pengalaman beberapa pembudidaya gurami, terpal berwarna biru dan jingga lebih baik, karena dapat menyerap panas dari tanah lebih baik dibandingkan yang berwarna metalik, terutama saat musim penghujan, sehingga air pada kolam cukup hangat. 

 

Pilih tempat yang terbuka dan rata untuk menempatkan kolam terpal (lihat contoh pada foto), sehingga kolam akan mendapat sinar matahari penuh sepanjang hari.