Sabtu, 23 Juni 2012

Harga Terbaru - Juni 2012




Berikut daftar harga, Bibit/Benih Gurami yang kami tawarkan:

BIBIT/BENIH TERSEDIA SETIAP SAAT - UNTUK PESAN SILAHKAN CALL 2 HARI SEBELUMNYA 


Ukuran Gurami dan Harga
      1. Telur/Larva - Rp. 50
      2. Gabah - Rp. 110 
      3. Kwaci - Rp. 220
      4. Kuku Kelingking - Rp. 300
      5. Kuku Jari/Ngramo - Rp. 400
      6. Kuku Jempol - Rp. 500
      7. Jempol - Rp. 750
      8. Silet - Rp. 1.100
      9. Korek/2 Jari - Rp. 1.700
    10. Jinggo/2 Jari+ - Rp. 2,500 
    11. 3 Jari/Super - Rp. 4,000 
    12. 4 Jari - Rp. 6,000

Harga di atas berlaku untuk pengambilan dilokasi/kolam kami, sedangkan untuk terima ditempat tambah biaya;

a. Pengiriman (Cargo), 
b. Pengepakan (Packaging – Styrofoam Box), 
c. Karantina (bagi wilayah yang mengharuskan uji lab). 

Pesanan dapat dikirimkan ke luar pulau via pesawat terbang cargo, dari bandara ke bandara (port to port).

Minimal Order :
No. 1 = 50,000 butir telur = 1 boks
No. 2 dan No. 3 = 15,000 ekor, = 1 boks
No. 4 s/d 7. = 10,000 ekor, = 1 boks

Untuk No. 8 s/d No. 12, kami belum melayani pengiriman untuk wilayah di luar JABODETABEK

Untuk pemesanan, silahkan hubungi:
Winarto KM.      -- (XL)  0819 0629 0568, (Simpati) 0813 1096 5600, atau

Lucky Pradana -- (XL)  0878 8770 3199, (M3)        0857 1137 4880,
---------------
Alamat: Jl. Swadaya No. 55. RT01/RW03 Pasar Jengkol. Cibarengkok, 
Ds. Pengasinan, Gn. Sindur. Kab. Bogor 

Pembuatan Kolam Terpal

    Persiapan Lahan:


    Pemasangan Batako



    Melapis dasar kolam dengan sekam


    Melapis dinding kolam:

    Merentangkan Terpal


    Mengencangkan Terpal 


    Mengisi air untuk mengencangkan kolam

    Mengencangkan terpal


    Kolam Terpal siap diisi Telur/Larva dan Ikan Gurami

Kamis, 03 Mei 2012

Penetasan Telur Gurami

Penetasan telur gurami dapat dilakukan pada kolam semen, bak plastik/fiber atau baskom. Pembudidaya umumnya menggunakan drum plastik bekas bahan kimia berwarna biru yang dipotong menjadi dua bagian, atau baskom plastik (warna hitam). Cuci bersih wadah yang akan digunakan sebagai tempat penetasan, upayakan benar-benar bersih dari bahan kimia atau bahan beracun dan berbahaya lainnya dari wadah. Gunakan deterjen saat pencucian pertama kali, lalu dapat diulang menggosok permukaan bagian dalam wadah dengan potongan gedebog pisang. 

Setelah wadah benar-benar bersih, isi dengan air bersih (tidak harus jernih), dari kolam/sawah/danau/irigasi, air sumur yang sudah diendapkan 2 hari, atau air PAM yang sudah diendapkan lebih dari 4 hari. Jangan menggunakan air PAM yang mengandung kaporit tinggi (biasanya tercium bau kaporit). 

Letakan wadah ditempat yang terlindung dari hujan dan pemangsa telur, tetapi boleh terkena sinar matahari saat pagi dan sore hari. Isi wadah dengan telur-telur yang akan ditetaskan. Wadah yang berasal dari potongan drum dapat menampung hingga 10,000 butir telur. Dua hari kemudian sebagian telur-telur sudah menetas, akan bergerak biasanya berputar-putar dan berkelompok. Siapkan tempat untuk pendederan, karena pada hari ke 3-4 larva gurami sebaiknya sudah dipindahkan ke kolam pendederan.

    Telur dan Larva Gurami, berusia 2 hari di dalam bak penetasan

Di kolam pendederan (usia 4-5 hari) larva sudah berenang dengan perut buncit berisi kuning telur, sehingga belum perlu diberi pakan. Pemberian pakan dimulai saat larva berusia 7-8 hari, dengan memberikan cacing sutera (Tubifex), Artemia atau Kutu Air (Daphnia). Jika kolam pendederan menggunakan air sungai, sawah, danau atau irigasi, kutu air sudah ada pada air tersebut, namun jumlahnya tidak diketahui apakah cukup atau tidak dengan populasi benih gurami di kolam pendederan. Sehingga pemberian cacing sutera wajib dilakukan.

    Larva Gurami, berusia 4 hari masih berada di bak penetasan

    Larva Gurami, berusia 5 hari saat akan dipindahkan ke kolam pendederan

    Penebaran bibit gurami di kolam pendederan di lokasi "Cinta Gurami"
Setelah 15-20 hari, lakukan seleksi dan kelompokan sesuai ukuran lalu pisahkan kolam pendederan untuk masing-masing ukuran, agar pertumbuhan bibit gurami seragam, dan mudah penentuan harga jika ada pesanan. 

Kamis, 26 April 2012

Seleksi Bibit Gurami

Salah satu kegiatan harian pada Segmen Pendederan adalah Seleksi/Penyortiran/Pengelompokan sesuai ukuran ("Sortir" atau "Surtil", bahasa yang umum digunakan oleh masyarakat pembudidaya ikan air tawar), Dengan seleksi sesuai ukuran tersebut perkembangan dan pertumbuhan bibit/benih gurami akan lebih seragam. Kegiatan ini dilakukan setiap 10 hari terhadap kolam yang sama, artinya jika ada 10 kolam, setiap hari ada kolam yang harus diseleksi. Padahal kegiatan pada budidaya bibit/benih gurami tidak hanya pada kegiatan seleksi saja. 


Setiap kolam ukuran 4 x 6 m2 biasanya terisi 10-20 ribu ekor bibit/benih gurami, seleksi bibit gurami dibagi ke dalam dua ukuran. Bagi pembudidaya yang sudah terbiasa, pengelompokan terhadap 10-20 ribu ekor dapat dilakukan dalam waktu 1-1,5 jam. Kegiatan pengelompokan sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat matahari masih rendah, dan diupayakan selesai sebelum pukul 10 pagi, sehingga temperatur air belum terlalu tinggi saat bibit/benih gurami dikembalikan ke kolam, dan masih ada waktu untuk pemberian pakan, pemeliharaan kolam, penggantian air, siphon kolam (membersihkan dasar kolam), dan masih banyak pekerjaan lainnya.


Setelah seleksi, dilakukan penghitungan pada masing-masing kelompok. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui berapa besar kehilangan selama pemeliharaan (sekitar 10 hari). Kehilangan dapat diakibatkan oleh kematian, dimangsa oleh burung, kelelawar, larva capung, dll. 


Saat yang paling menggembirakan pembudidaya adalah, setiap kali melakukan seleksi bibit/benih gurami karena ada pesanan pembelian, dan ini sangat sering terjadi. 

Seleksi Telur dan Larva Gurami

Seleksi yang pertama kali dilakukan oleh pembudidaya bibit gurami adalah, membuang/menyingkirkan telur mati dari larva  yang sudah mulai bergerak, sehingga pertumbuhan larva tidak terganggu oleh penyakit akibat pembusukan telur yang mati/tidak menetas, juga membuang lapisan minyak dari penetasan telur-telur manjadi larva di permukaan air.


Alat yang digunakan pada kegiatan seleksi ini antara lain, a. Baskom Besar sebagai penampung telur dan larva, b. Baskom Kecil, sebagai penampung saat pemisahan dan c. Mangkuk Plastik, sebagai alat pemisah dan penghitung.
Pak Pardi sedang sortir larva gurami - foto "Cinta Gurami"
Selain memisahkan telur mati, kegiatan ini dimanfaatkan oleh pembudidaya untuk menghitung jumlah larva yang hidup sebelum ditebar di kolam, untuk kemudian dibandingkan dengan penghitungan pada seleksi selanjutnya biasanya setelah 10-20 hari kemudian. Itupun jika larva belum dipesan oleh pembudidaya lain.



Bibit Gurami



Rabu, 25 April 2012

Telur dan Larva Gurami

Telur gurami yang sehat berwarna kuning agak transparan, sedangkan telur yang gagal dibuahi berwarna kuning kusam atau cenderung putih. Penetasan telur dilakukan dengan menempatkan telur pada baskom tanah (Paso) atau baskom plastik, umumnya baskom plastik berwarna hitam yang banyak dijual di pasar/toko kelontong berdiameter 60-70cm, cuci bersih baskom dan jemur dibawah terik matahari Setelah itu isi dengan air bersih secukupnya (sekitar setengah tinggi baskom), lalu tempatkan telur gurami kedalam baskom dengan hati-hati. Telur biasanya menetes antara 24-48jam (1-2 hari), tetapi ada pula yang menetas pada 4-5 hari kemudian. Larva (telur yang baru menetas) belum membutuhkan makan, karena masih ada bekal kuning telur yang menempel pada tubuh larva (lihat foto berikut). Bentuk larva mirip kecebong (anak katak) dengan ukuran yang lebih kecil dan berwarna kuning.


Baskom dengan diameter 60-70 cm dapat menampung telur atau larva sebanyak 10,000 butir/ekor, setelah 7-8 hari, larva sudah menjadi ikan gurami dengan ukuran yang sangat kecil (panjang sekitar 1 cm), sehingga sudah membutuhkan makan. oleh karena itu perlu dipindahkan ke kolam pendederan. Pada kolam pendederan yang menggunakan air sungai, irigasi atau sawah, biasanya mengandung plankton berupa kutu air (Daphnia). Ada baiknya disiapkan pula cacing sutera (tubifex). Bagi pembudidaya yang tidak bisa mendapatkan kedua pakan alam tadi, dapat menggunakan Artemia


Setelah 7-8 hari, sebagian besar larva sudah berbentuk ikan yang sangat kecil dengan ukuran kepala tampak besar tidak seimbang dengan bentuk tubuh yang tipis dan kecil, sudah dapat dipindahkan pada kolam pendederan. Lakukan sortir terutama membuang telur yang gagal menetas agar tidak ikut dimasukkan ke dalam kolam. Lakukan juga penghitungan agar dapat dikaji seberapa besar kegagalan penetasan, untuk dijadikan patokan dalam peningkatkan produksi. Pada kolam pendederan, ikan gurami kecil sudah harus diberi pakan berupa, kutu air, artemia, juga cacing sutera.  
Selain sebagai acuan dalam pengembangan budidaya pembibitan, penghitungan tentu diperlukan jika bibit sudah dipesan, karena pada fase ini sudah ada pasar dan pembelinya, sehingga memudahkan pembudidaya dalam memutuskan untuk menjual atau meneruskan pemeliharaan hingga ukuran bibit gurami menjadi lebih besar.